Limbah Ternak, Pencemar Terbesar Kedua di Bali
Bangli (
Pada tahun 2010 bumi terancam pemanasan global secara serius. Ini akibat penggunaan bahan bakar fosil (minyak bumi dan batubara) yang dapat menghasilkan Gas Rumah Kaca (GRK). Juga karena alih fungsi lahan serta kerusakan hutan. Untuk menekan ancaman itu, petani dan peternak
Program itu diresmikan Rabu (21/11) kemarin di Banjar Galiran Desa Jehem Kecamatan Tembuku, Bangli oleh Deputi Menteri Negara Lingkungan Hidup Bidang Pembinaan Sarana Teknis dan Peningkatan Kapasitas, Isa Karmisa Ardiputra. Pemanfaatan teknologi ini dilakukan lantaran limbah kotoran ternak di
Sebagai syarat pengurangan utang
Isa Karmisa Ardiputra mengharapkan keberadaan 3.000 unit biogas di
Dalam menanggulangi terjadinya perubahan iklim, ia menyatakan sudah banyak upaya dilakukan pihaknya. Mulai dari cara sederhana berskala lokal hingga kegiatan berskala internasional. Upaya ini tidak saja tanggung jawab pemerintah, namun masyarakat secara luas. Termasuk masyarakat industri, rumah tangga, petani, peternak dan nelayan.
Dalam menanggulangi masalah perubahan iklim, katanya, pemerintah telah meratifikasi konvensi perubahan iklim (UNFCCC) dan Protokol Kyoto. Pemerintah juga telah menganjurkan kepada masyarakat untuk menggunakan energi seefisien mungkin. Saat ini bumi menghadapi masalah yang sedang menjadi perhatian serius seluruh bangsa di dunia. Terutama dampak negatif perubahan iklim. (kmb17)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar